Stroke dan Pencegahannya
Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak yang ketiga dan penyebab kecacatan pada orang dewasa di Amerika
Serikat. Insidensi dan prevalensi stroke yang tinggi memiliki dampak yang besar pada masyarakat. Pasien yang terkena
stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami serangan stroke ulang. Serangan stroke ulang berkisar antara 30%-
43% dalam waktu 5 tahun. Setelah serangan otak sepintas, 20% pasien mengalami stroke dalam waktu 90 hari, dan
50% diantaranya mengalami serangan stroke ulang dalam waktu 24-72 jam .
Stroke dapat terjadi karena seseorang individu yang sehat memiliki faktor risiko stroke. Faktor risiko stroke ada yang
dapat dikendalikan dan ada pula yang tidak dapat dikendalikan. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan
adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Kelompok usia lanjut dan laki-laki lebih
mudah terkena stroke, demikian pula seseorang dengan riwayat keluarga stroke.
Faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan adalah hipertensi, diabetes, merokok, kolesterol darah yang tinggi,
trigliserida darah yang tinggi, obesitas, gangguan tidur, infkesi, penyakit jantung, dsb. Pemahaman akan faktor risiko
stroke yang dapat dikendalikan ini penting. Pengendalian faktor risiko stroke ini akan menurunkan risiko seseorang untuk
terkena stroke. Tekanan darah yang terkendali dibawah 130/80 mmHg akan menurunkan risiko seseorang untuk terkena
stroke. Berhenti merokok akan menurunkan pula risiko terkena stroke.
Yang paling penting adalah kenali segera gejalanya. Segera ke RS dengan fasilitas yang lengkap. Konsep
penatalaksanaan stroke adalah waktu. Bila gejala segera dikenal dan diberi tatalaksana yang tepat, maka prognosis
akan lebih baik. Stroke harus segera dikenali. Tes yang paling dikenal adalah FAST (Face Arm Speech Test). Ada lagi
beberapa skala stroke pra RS, seperti Cincinati Stroke Scale dan Los Angeles Pre Hospital Stroke Screen (LAPSS).
Bila pasien bicara pelo, atau wajahya perot, atau kelemahan anggota gerak, segera ke RS, atau hubungi hotline stroke
(cat: no hotline stroke RS Bethesda 0274-521253) . Segeera setelah pasien sampai di RS, essessmen awal dilakukan
oleh tim dokter, dan perawat. Pada pasien dengan kecurigaan stroke, tim RS akan melakukan CT Scan sebagai
diagnosis baku emas untuk stroke. Pemeriksaan CT scan akan mampu membedakan jenis patologi stroke, apakah
termasuk stroke perdarahan atau stroke sumbatan. Pada umumnya pasien akan dirawat 7-14 hari.
Melanjutkan hidup pasca stroke
Angka kematian akibat stroke berkisar antara 20% sampai dengan 30%. Hal ini berarti ada potensi subyek sebesar 70%-
80% untuk tindakan prevensi sekunder. Bagi pasien yang selamat setelah serangan stroke, kontrol rutin merupakan
suatu keharusan. Dukungan keluarga merupakan hal yang penting pula. Bergabung dengan klab stroke atau senam
stroke merupakan salah satu bentuk terapi rekreasi dan remediasi.
Pencegahan terhadap penyakit stroke:
1. Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukkan, rajin kontrol mengurangi 40 persen risiko stroke. "Mengontrol tekanan darah tinggi itu vital bagi pencegahan stroke," ujar Prof. Adams. Bila lebih dari 140/90, berarti tekanan darah Anda tinggi. Usahakan untuk menurunkannya.2. Singkirkan tembakau. Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau mengurangi risiko stroke sampai 33 persen. "Tidak ada istilah merokok sedikit. Harus berhenti sama sekali, sejak saat ini!" tandas Prof. Adams.
3. Periksa leher Anda. Mintalah dokter mendengarkan bunyi mendesing di leher Anda. Ini terutama penting jika Anda mengalami aterosklerosis (pengerasan dan penebalan pembuluh darah) yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah.
4. Lakukan latihan olahraga. Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan pada usia antara 25-40 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen. Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37 persen lebih baik untuk terhindar dari stroke.
5. Asal hijau atau oranye, santap saja. Terlalu dini menyebut beta-karoten dapat mencegah stroke. Tapi makan sayur dan buah (sumber beta-karoten) lebih banyak setiap harinya, kata Prof. Adams, sangat baik.
6. Makanlah potasium. Riset menegaskan, mengkonsumsi makanan kaya potasium sehari-hari, mengurangi risiko stroke 40 persen. Kentang adalah sumber potasium yang baik, selain alpukat, kedelai, pisang, salmon dan tomat.
7. Kenali kandungan aspirin. Memang aspirin sering disebut bisa membantu mencegah stroke. "Tapi kalau Anda tidak memiliki risiko stroke, dampaknya bisa kurang baik," ujar Prof. Adams. Konsultasilah pada dokter.
8. Kurangi lemak. Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Makanlah lemak tidak lebih dari 25 persen kebutuhan kalori.
9. Jauhi alkohol. Kalau Anda belum berkenalan dengan alkohol, lebih baik tidak usah kenal, walau ada penelitian yang menyatakan bahwa dalam jumlah tertentu bisa mencegah stroke dan serangan jantung. Sebab, tidak pernah jelas ukuran minum secukupnya itu
0 komentar:
Posting Komentar